Mei Merah: Cinta dan Darah

f.
1 min readJul 23, 2021

--

Wong Kar Wai beberapa kali menyebut Mei sebagai hari lahir dan bertepatan dengan waktu jatuh cinta. Mungkin, Sapardi dulu menjahit hujan untuk dipuisikan di bulan Juni, tentang cinta lagi.

Ada paralel dari cinta yang bersinggungan dalam hal warna: darah. Kecintaan bisa mendarah dan darah bisa mengalir karena cinta.

23 tahun silam.
Kebenaran dibungkam, karya diadili, bacaan dibredel, kebebasan berpendapat minus seratus. Penjara terbuka lebar, sayang. Ada aturan tidak tertulis: "Dilarang Merdeka Atas Kepala Sendiri".

Bayi-bayi nepotis membelah diri, tidak berkurang maupun musnah, mata dibutakan cinta akan kuasa dan materil. Bedebah santuy bet sambil nyuruh introgasi separuh maksa, menyiksa dan menyiksa, sekali lagi: mendarah. tubuh dan otak nihil merdeka.

Lalu hilang.
Hilang tanpa seorang pun tahu keberadaan mereka yang suaranya dianggap berbahaya, yang berani memberi kritik atas ketidakadilan dan kebobrokan birokrasi negara.

Lalu hilang tanpa kejelasan.
Lalu hilang tanpa keadilan.
Lalu hilang menjemput kebebasan abadi.
Lalu hilang dan berlipat ganda kemudian hari.
Lalu hilang dan hidup lagi walau mati berkali-kali.

Mei akan selalu memerah.
Entah itu cinta
Entah itu darah.

24 Juli 2021/ 3rd of June.

F.

--

--

f.
f.

No responses yet